Monday, January 20, 2020

Tugas 1 Pengantar Rekayasa Desain

Banjir, banjir, dan banjir. Suatu kata yang sangat tidak asing bagi kita, apalagi warga Jakarta. Rumah basah kuyup, barang elektronik rusak, segala macam aktivitas terganggu dan lain lain sudah menjadi hal yang biasa bagi mereka. Sistem drainase yang kurang memadai dan banjir kiriman dari Kota Bogor merupakan beberapa faktor utama penyebab banjir di Jakarta.

Musibah ini tak bisa dibiarkan berlarut larut. Harus ada aksi yang bisa kita lakukan, jangan hanya mengomel ke pemerintah. Dan disini, saya akan menawarkan satu ide saya yang cukup ampuh untuk mengurangi potensi banjir.

Banjir secara umum memiliki 2 faktor, yaitu faktor alam dan faktor manusia. Lho kok ada manusia? Bisa begitu karena terkadang kelalaian manusia sendiri yang menyebabkan banjir. Buktinya, masih banyak warga warga +62 yang sering membuang sampah sembarangan. Sampah tidak hanya berserakan dipinggir jalan, terdapat banyak sampah yang menggenang di sungai atau kali di Jakarta. Sampah membuat aliran sungai menjadi terhambat sehingga berpotensi meluap dan membanjiri kawasan disekitar sungai tersebut.

Jaring sampah, begitulah sebutan untuk ide saya. Cara kerjanya mirip seperti pintu air, tetapi pintunya diganti dengan jaring jaring yang membentang dari ujung ke ujung sungai dengan ukurang lobang yang cukup kecil untuk menyangkut sampah. Jaring akan dibentuk seperti persegi panjang yang bentuknya menyesuaikan lebar dan kedalaman sungai dan setiap sisinya kan dipasang logam untuk menahan jaring ditempatnya dan memudah pengangkutan sampah. Setiap jaring akan dipasang sensor, untuk mendeteksi apakah sampah yang menyakut itu sudah cukup banyak, sehingga mesin secara automatis akan mengangkat seluruh jaring dan sampah akan dikumpulkan oleh petugas.

Tentunya ide ini mempertimbangkan berbagai aspek. Pertama dari aspek sains. Jaring harus memiliki bahan yang ideal mengingat ukuran lobang yang cukup kecil untuk memaksimalkan penyangkutan sampah. Jangan sampai dengan lobang yang kecil tersebut malah justru menghambat aliran sungai dengan kondisi belum ada sampah.Untuk contoh bahannya  jujur saya belum tahu karena saya belum begitu mengenal karaktetistik bahan yang tidak menyerap air, cukup ringan, dan tahan laam dalam kondisi basah.

Selanjutnya adalah dari aspek rekayasa, Saya pernah melihat dari internet bahwa proyek ini telah terealisasikan di salah satu kota Indonesia, yang berarti proyek ini realistis. Penerapan ini harusnya tidak memakan biaya yang cukup banyak jikalau tidak dikorupsi. Mungkin sebagian besar dana akan diserap untuk pemasangan sensor. namun, pemasangan sensor dapat digantikan dengan jadwal pengangkutan sampah secara berkala, atau bisa juga dengan adanya kehadiran petugas yang setiap jamnya memantau sampah yang tersangkut di jaring. Jangan sampai sampah yang tersangkut overload sehingga menghambat aliran sungai.

Dari aspek sosial, kita tentu tahu masih banyak pemukiman warga di pinggir sungai. Kehadiran mereka berpotensi meningkatkan jumlah sampah yang ada di sungai. Semua warga yang tinggal di pinggir sungai belum pasti membuang sampah ke sungai, tetapi jika kita berpikir dengan logika potensi itu tetap ada.

Dari aspek ekonomi, proyek harusnya tidak memakan banyak biaya. Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan jikalau proyek dinilai terlalu mahal. Contohnya, sensor sampah digani dengan jadwal pengangkutan yang berkala. Proyek ini diharapkan akan mengurangi potensi banjir dengan signifikan. Jika banjir dapat dicegah, perekonomian warga tidak terganggu dan dapat berjalan dengan lancar.

Dari aspek budaya, tentunya kita tahu warga +62 masih sering membuang sampah sembarangan. Segala kegiatan penyuluhan telah dilakukan, namun masih saja ada orang yang hobi buang sampah sembarangan. proyek ini tidak dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, tetapi proyek ini mampu mengurangi potensi banjir yang ada.

Sekian dari saya, saya mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan. Terima kasih Pak !

No comments:

Post a Comment