Wednesday, January 29, 2020

Titanic, siapa yang tidak tahu kapal itu. Kapal legendaris yang merupakan kapal terbesar pada masanya, dengan segala hal mewah didalamnya. Merupakan kebanggaan Inggris waktu itu dan dengan tamaknya mereka berkata bahwa kapal ini tidak bisa tenggelam. Namun, kenyataan berkata lain. Kapal itu tenggelam setelah menabrak gunung es, menjadi salah satu tragedi yang memilukan bagi dunia. Lebih dari 1500 tewas, disebabkan karena dinginya air laut yang mencapai -2.


Setelah selidiki, salah satu penyebab tenggelamnya Titanic adalah setelah diuji dengan beberapa paku keling, ternyata badan Titanic terbuat dari besi berkualitas sangat rendah. Ini mutlak kegagalan teknik, karena menurut saya, saya yakin mereka menggunakan besi kualitas rendah untuk menghemat biaya. Dari menghemat biaya itulah justru malah membahayakan penumpang, karena keselamatan mereka tidak terjamin. Dan yang lebih mengejutkan adalah,16 kompartemen kedap air di langit-langit tidak disegel secara individual, membuatnya rentan terhadap kebocoran. Oleh sebab itu, kesimpulan saya adalah para pendiri Titanic telah mengabaikan keselamatan penumpang.

Sudah tertulis 2 kegagalan teknik, tapi yang saya tahu, sebelum Titanic berlayar, para pendirinya bersorak sorak bahwa kapal ini tidak bisa tenggelam. Selain arogan, hal ini sangat kontras dengan kualitas besi dan kompartemen kedap air yang telah saya sebutkan sebelumnya. Menurut saya adalah pelanggaran kode etika seorang engineer. Mana mungkin bahan kualitas rendah bisa menjamin keselamatan orang! Itu bukti bahwa dia telah membohongi khalayak ramai, sehingga dunia percaya bahwa Titanic tak mungkin tenggelam dan para penumpang percaya keselamatan mereka terjamin.

Sebagus apapun kualitas bahan memang tidak akan menjamin 100% keselamatan penumpang karena balik lagi, yang berkuasa adalah Yang Maha Kuasa. Akan tetapi, khususnya dalam sistem perkapalan, jika kapal mengalami keadaan darurat, pasti yang penumpang cari adalah sekoci. Nah, didalam peristiwa Titanic ini, jumlah sekoci tidak mampu menampung seluruh penumpang Titanic, bahkan sumber internet mengatakan jumlah total sekoci hanya mampu menampung 1/3 dari total penumpang Titanic. Balik lagi, keselamatan penumpang tidak diutamakan. Keadaan tersebut diperparah dengan para awak kapal yang belum dilatih untuk melakukan proses evakuasi. Alhasil, chaos parah dah. Kembali lagi, keselematan penumpang tidak diutamakan.

Jika saya berada didalam tim tersebut, pertama saya akan melaporkan segala kekurangan teknis yang ada kepada atasan sebelum kapal berangkat.Saya memeberi saran kapal belum bisa berangkat sampai semuanya dalam keadaan normal. Jika atasan saya menolak, saya akan meminta beberapa rekan saya untuk mengecak kondisi kompartemen kedap air dan lambung kapal. Disitu, kami akan mencari bagian mana yang dirasa sangat buruk kualitasnya dan berusaha mencari barang yang ada yang kira" bisa mengurangi potensi kebocoran air. Dan kemudian, saya akan berjaga di hulu depan kapal, melihat kedepan dengan teliti apakah ada gunung es atau tidak.

Jika solusi tersebut diuji kelayakannya terhadap NSPE, yang pertama solusi tersebut sudah pasti untuk mengutamakan keamanan publik. Yang kedua, posisi saya di tim kurang lebih berarti awak kapal. Sebagai awak kapal, saya memiliki wewenang untuk melakukan hal-hal diatas. Jika atasan saya memarahi saya, saya akan bilang gaji saya saja yang dipotong, tetapi biarkan saya melakukan yang saya rasa penting untuke keselamatan penumpang. Saya yakin itu jurus jitu untuk menghadapi kebanyakn bos bos he he he. Jika beberapa penumpang menanyakan jaminan keselamatan kepada saya, saya rasa saya akan emngatakan sejujurnya tapi dengan pelan pelan agar penumpang itu tidak panik. Kemudian, apa yang saya akan lakukan diatas itu sudah pasti untuk keselamatan penumpang. Saya setia pada keselamatan penumpang, bukan uang makanya saya berani gaji saya dipotong. Dan tentu saja tindakan saya tidak mungkin menipu orang. Jelas-jelas saya meningkatkan keamanan kapal, tidak muingkin saya menipu penumpang.Dan yenag terakhir, saya melakukan itu demi kehormatan. Saya tidak ingin karir saya ada catatan "Kapal tenggelam", wah saya sangat tidak sudi. Jika tindakan saya melawan perintah bos, toh saya bertanggung jawab dengan gaji saya dipotong, sehingga mengikuti norma hukum. Kalau dia masih belum puas, yowes pecat saja, tapi setidaknya setelah dipecat saya tetap ke haluan depan kapal dan terus memantau.

untuk bagian ini saya kosongkan karena saya masih bingung.
Options ->


NSPE Canons  
                      
Mengikuti keputusan tersebut
menarik bagi manajemen yang lebih tinggi
Keluar dari pekerjaan
Tulis perwakilan negara
Hubungi reporter surat kabar
Pertahankan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat.





Lakukan layanan hanya di bidang kompetensi mereka.





Keluarkan pernyataan publik hanya secara obyektif dan jujur.





Bertindak untuk setiap pemberi kerja atau klien sebagai agen atau wali yang setia.





Hindari tindakan menipu.





Perilaku diri mereka sendiri secara terhormat, bertanggung jawab, etis, dan sah untuk meningkatkan kehormatan, reputasi, dan kegunaan profesi.








Monday, January 20, 2020

Tugas 1 Pengantar Rekayasa Desain

Banjir, banjir, dan banjir. Suatu kata yang sangat tidak asing bagi kita, apalagi warga Jakarta. Rumah basah kuyup, barang elektronik rusak, segala macam aktivitas terganggu dan lain lain sudah menjadi hal yang biasa bagi mereka. Sistem drainase yang kurang memadai dan banjir kiriman dari Kota Bogor merupakan beberapa faktor utama penyebab banjir di Jakarta.

Musibah ini tak bisa dibiarkan berlarut larut. Harus ada aksi yang bisa kita lakukan, jangan hanya mengomel ke pemerintah. Dan disini, saya akan menawarkan satu ide saya yang cukup ampuh untuk mengurangi potensi banjir.

Banjir secara umum memiliki 2 faktor, yaitu faktor alam dan faktor manusia. Lho kok ada manusia? Bisa begitu karena terkadang kelalaian manusia sendiri yang menyebabkan banjir. Buktinya, masih banyak warga warga +62 yang sering membuang sampah sembarangan. Sampah tidak hanya berserakan dipinggir jalan, terdapat banyak sampah yang menggenang di sungai atau kali di Jakarta. Sampah membuat aliran sungai menjadi terhambat sehingga berpotensi meluap dan membanjiri kawasan disekitar sungai tersebut.

Jaring sampah, begitulah sebutan untuk ide saya. Cara kerjanya mirip seperti pintu air, tetapi pintunya diganti dengan jaring jaring yang membentang dari ujung ke ujung sungai dengan ukurang lobang yang cukup kecil untuk menyangkut sampah. Jaring akan dibentuk seperti persegi panjang yang bentuknya menyesuaikan lebar dan kedalaman sungai dan setiap sisinya kan dipasang logam untuk menahan jaring ditempatnya dan memudah pengangkutan sampah. Setiap jaring akan dipasang sensor, untuk mendeteksi apakah sampah yang menyakut itu sudah cukup banyak, sehingga mesin secara automatis akan mengangkat seluruh jaring dan sampah akan dikumpulkan oleh petugas.

Tentunya ide ini mempertimbangkan berbagai aspek. Pertama dari aspek sains. Jaring harus memiliki bahan yang ideal mengingat ukuran lobang yang cukup kecil untuk memaksimalkan penyangkutan sampah. Jangan sampai dengan lobang yang kecil tersebut malah justru menghambat aliran sungai dengan kondisi belum ada sampah.Untuk contoh bahannya  jujur saya belum tahu karena saya belum begitu mengenal karaktetistik bahan yang tidak menyerap air, cukup ringan, dan tahan laam dalam kondisi basah.

Selanjutnya adalah dari aspek rekayasa, Saya pernah melihat dari internet bahwa proyek ini telah terealisasikan di salah satu kota Indonesia, yang berarti proyek ini realistis. Penerapan ini harusnya tidak memakan biaya yang cukup banyak jikalau tidak dikorupsi. Mungkin sebagian besar dana akan diserap untuk pemasangan sensor. namun, pemasangan sensor dapat digantikan dengan jadwal pengangkutan sampah secara berkala, atau bisa juga dengan adanya kehadiran petugas yang setiap jamnya memantau sampah yang tersangkut di jaring. Jangan sampai sampah yang tersangkut overload sehingga menghambat aliran sungai.

Dari aspek sosial, kita tentu tahu masih banyak pemukiman warga di pinggir sungai. Kehadiran mereka berpotensi meningkatkan jumlah sampah yang ada di sungai. Semua warga yang tinggal di pinggir sungai belum pasti membuang sampah ke sungai, tetapi jika kita berpikir dengan logika potensi itu tetap ada.

Dari aspek ekonomi, proyek harusnya tidak memakan banyak biaya. Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan jikalau proyek dinilai terlalu mahal. Contohnya, sensor sampah digani dengan jadwal pengangkutan yang berkala. Proyek ini diharapkan akan mengurangi potensi banjir dengan signifikan. Jika banjir dapat dicegah, perekonomian warga tidak terganggu dan dapat berjalan dengan lancar.

Dari aspek budaya, tentunya kita tahu warga +62 masih sering membuang sampah sembarangan. Segala kegiatan penyuluhan telah dilakukan, namun masih saja ada orang yang hobi buang sampah sembarangan. proyek ini tidak dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, tetapi proyek ini mampu mengurangi potensi banjir yang ada.

Sekian dari saya, saya mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan. Terima kasih Pak !